Studi Deskriptif Prevalensi Hipertensi pada Warga RW 17 Desa Cibeunying melalui Kegiatan Bakti Sosial
Authors
Fanny Rahardja
Departemen Mikrobiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Oeij Anindita Adhika
Departemen Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Cherry Azaria Darmaji
Departemen Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Audrey Angelina Putri Taharuddin
Program Studi Sarjana Bioteknologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Wenny Waty
Departemen Skills Lab, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Shiela Stefani
Departemen Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Hartini Tiono
Departemen Histologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Abstract
Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular utama yang berkontribusi terhadap peningkatan morbiditas dan mortalitas global. Rendahnya kesadaran masyarakat sering menyebabkan hipertensi tidak terdiagnosis dan tidak terkontrol. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan warga terkait hipertensi sekaligus memetakan prevalensinya pada masyarakat RT 01 hingga RT 05, RW 17, Kelurahan Cibeunying, Bandung. Metode yang digunakan berupa penyuluhan kesehatan dan pemeriksaan tekanan darah, dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu pada 24 Mei dan 22 Juni 2025. Peserta meliputi 242 warga berusia 16–83 tahun dari RT 01–05. Tekanan darah diklasifikasikan berdasarkan Konsensus Penatalaksanaan Hipertensi 2019. Hasil menunjukkan 59,5% peserta mengalami peningkatan tekanan darah mulai dari pra-hipertensi hingga hipertensi derajat 3, termasuk isolated systolic hypertension (ISH). Angka ini lebih tinggi dibanding prevalensi nasional (34,1%). Hipertensi paling banyak ditemukan pada perempuan (68,75%), terutama usia ≥40 tahun, terkait dengan hilangnya proteksi estrogen akibat pascamenopause. Kasus hipertensi derajat tinggi dan ISH terutama muncul pada usia >50 tahun, namun hipertensi juga teridentifikasi pada kelompok usia muda (16-39 tahun), menegaskan peran faktor genetik dan gaya hidup. Kegiatan ini berhasil mengungkap tingginya beban hipertensi di komunitas serta meningkatkan kesadaran warga melalui edukasi kesehatan. Program pengabdian masyarakat yang berkesinambungan, seperti deteksi dini, pemantauna rutin, dan promosi pola hidup sehat, perlu terus dilaksanakan untuk menurunkan risiko komplikasi akibat hipertensi.
Kata kunci: faktor risiko, hipertensi, pengabdian masyarakat, skrining kesehatan.