Journal of Medicine and Health http://114.7.153.31/index.php/jmh <p>Journal of Medicine and Health (JMH) is an <strong>open access journal</strong>, published by Faculty of Medicine, Maranatha Christian University, and was a biannually journal issued every <strong>February</strong> and <strong>August</strong>. JMH receives original research articles, case report, and review articles related to biomedical sciences, clinical medicine, public health sciences, nutritional sciences, and medical herbs sciences. Articles should be written in good English or Indonesian language. All articles will be processed through peer review process.</p> <p>We are pleased to announce that JMH has been <strong>accredited</strong> by Ministry of Research, Technology and Higher Education of the Republic Indonesia with Decree No. 230/E/KPT/2022. JMH was accepted at the <strong>S3</strong> level in <strong>SINTA</strong> (<a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/3791" target="_blank" rel="noopener">Science and Technology Index</a>).</p> <p>Our journal has a publication collaboration with a medical professional organization, namely Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) Jawa Barat or the Indonesian General Doctors Association (IGDA) West Java (<a href="https://pduijawabarat.org/tentang-kami/profil/" target="_blank" rel="noopener">pduijawabarat.org</a>).</p> <p>e-ISSN: <a href="https://portal.issn.org/resource/ISSN/2442-5257" target="_blank" rel="noopener">2442-5257</a> | DOI: <a href="https://dx.doi.org/10.28932/jmh" target="_blank" rel="noopener">10.28932/jmh</a></p> en-US <p>Authors who publish with this journal agree to the following terms:</p> <ol> <li class="show">Authors retain the copyright and grant the journal right of first publication with the work<br />simultaneously licensed under a <a href="https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-<span class="cc-license-title">NonCommercial</span> 4.0 International License</a> that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.</li> <li class="show">Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the nonexclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.</li> </ol> <p><a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/" rel="license"><img src="https://i.creativecommons.org/l/by-nc/4.0/80x15.png" alt="Creative Commons License" /></a> This work is licensed under a <a href="http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/" rel="license">Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License</a>.</p> jmh@med.maranatha.edu (Prof. Dr. dr. Meilinah Hidayat, M.Kes.) jmh@med.maranatha.edu (dr. Shiela Stefani, M.Gizi., SpGK, AIFO-K) Sat, 31 Aug 2024 02:20:12 +0000 OJS 3.2.1.4 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 The Relationship between Anxiety Level and Cognitive Function of Students Class of 2022 Medical Faculty of Universitas Palangka Raya in Dealing with OSCE http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/7778 <p>Anxiety is a feeling that is often felt in dealing with various life situations that occur to a person. This can also happen to new students taking the Objective Structured Clinical Examination (OSCE). Anxiety that is continuously experienced by students will disrupt their sleep patterns, and lack of sleep results in poor sleep quality which can affect the cognitive and psychomotor aspects of medical students. This study aims to determine the relationship between anxiety levels and students' cognitive function in dealing with OSCE. This research is a cross-sectional study, where the research subjects are students from the class of 2022 who meet the exclusion and inclusion criteria. The research was conducted in June 2023 at the Faculty of Medicine, University of Palangka Raya. This research was conducted on 135 subjects consisting of 41 men and 94 women with an average age of 19(17-21) years. The highest anxiety level before the OSCE exam in the study was a moderate anxiety level of 75.5%. There is no significant relationship between anxiety level (ZSAS score) and cognitive function (Moca-Ina) with p=0.680. In conclusion, there is no relationship between anxiety level and students' cognitive function in dealing with OSCE.</p> Ranintha Surbakti, Dian Mutiasari, Yulinar N Sugiono, Helena Jelita, Debora Tindaon, Wijaya Kusuma Copyright (c) 2024 Ranintha Surbakti, Dian Mutiasari -, Yulinar N Sugiono, Helena Jelita, Debora Tindaon, Wijaya Kusuma https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/7778 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000 Hubungan Sumber Air Minum dengan Kadar Hemoglobin pada Anak Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut, Palangka Raya http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/7970 <p>Hemoglobin merupakan komponen pembentuk eritrosit yang mengandung hampir duapertiga kebutuhan zat besi dalam tubuh yang digunakan untuk menentukan status anemia. Zat besi yang diperoleh dari air minum erat kaitannya dengan pembentukan hemoglobin. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sumber air minum dengan kadar hemoglobin pada anak sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas Pahandut tahun 2023. Penelitian observasional kuantitatif ini dilakukan dengan desain cross-sectional pada tiga Sekolah Dasar di wilayah kerja Puskesmas Pahandut dengan 102 anak laki – laki sebagai subjek penelitian. Penelitian dilakukan dengan pengisian kuesioner mengenai sumber air minum dan dilanjutkan dengan pengukuran kadar hemoglobin menggunakan metode Point of Care Testing (POCT). Uji One Way ANOVA dan uji Rank Spearman digunakan untuk menganalisis data. Secara keseluruhan, 17 anak (16,6%) mengalami anemia, 7 anak (6,86%) anemia ringan dan 10 anak (9,80%) anemia sedang. 15 anak (14,7%) yang anemia ditemukan pada anak yang sumber air minum nya air galon/kemasan. Analisis statistik menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara sumber air minum dengan kadar hemoglobin p = 0,001 (&lt;0,05). Simpulan, kadar hemoglobin ditemukan lebih tinggi pada anak dengan sumber air minum dari air sumur/pompa air tanah dan sungai.</p> Michellyn BMY Tambunan, Adelgrit Trisia, Dian Mutiasari, Natalia S Martani, Austin B Carmelita Copyright (c) 2024 Michellyn BMY Tambunan, Adelgrit Trisia, Dian Mutiasari, Natalia S Martani, Austin B Carmelita https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/7970 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000 Gambaran Faktor Risiko dan Komorbiditas pada Pasien TB Paru di Puskesmas Sukatani Periode 2020-2023 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8232 <p>Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang ada di dunia, terutama di Indonesia. Insidensi TB di Indonesia pada tahun 2021 adalah 354 per 100.000 penduduk dengan perkiraan angka kematian 52 per 100.000 penduduk. Indonesia masih menjadi peringkat ke-2 penderita TB terbanyak di dunia setelah India. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari gambaran faktor risiko dan komorbiditas pada pasien TB di Puskesmas Sukatani tahun 2020-2023 berdasarkan jenis kelamin, merokok, TB-Diabetes Melitus (DM), dan TB-HIV. Desain penelitian ini berupa observasional deskriptif dengan menggunakan data retrospektif dari rekam medis pasien TB yang terdiagnosis klinis dan bakteriologis di Puskesmas Sukatani Kabupaten Purwakarta periode 2020-2023 dengan metode whole sampling. Distribusi tertinggi jenis kelamin adalah kelompok laki-laki sebesar 56,01%. Distribusi tertinggi dengan faktor risiko merokok adalah pasien tidak merokok sebesar 63,39%. Distribusi tertinggi berdasarkan dengan komorbiditas terhadap DM adalah pasien tidak disertai DM sebesar 98,28%. Distribusi tertinggi berdasarkan dengan komorbiditas terhadap HIV adalah pasien tidak disertai HIV sebesar 99,75%. Simpulan, jumlah total pasien TB Paru yang terdiagnosis di Puskesmas Sukatani Kabupaten Purwakarta periode 2020-2023 adalah 407 orang, dengan distribusi tertinggi pasien adalah jenis kelamin laki-laki, tidak merokok dan tidak disertai DM. TB-HIV hanya didapatkan 1 dari 407 pada penelitian ini.</p> Manda R Happyanto, July Ivone, Sherly Nurazizah Copyright (c) 2024 Manda R Happyanto, July Ivone, Sherly Nurazizah https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8232 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000 Moist Sebagai Mediator pada Korelasi UV Damage terhadap Kadar Porfirin pada Siswa SMA Kalam Kudus II Jakarta http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8671 <p>Radiasi ultraviolet (UV) memiliki sifat sebagai inisiator dan promoter tumor. UV adalah faktor risiko yang dapat dimodifikasi untuk kanker kulit dan gangguan kulit lainnya. Paparan UV yang berlebihan menyebabkan kerusakan secara fisik pada lapisan kulit dan secara kimia pada stres oksidatif. Paparan UV-A, menginduksi fotooksidatif stres, ditandai dengan meningkatkan kadar Porfirin terutama protoporfirin IX. Kandungan sebum, hidrasi yang rendah dan jumlah Porfirin yang rendah, menyebabkan meningkatnya sensitivitas kulit. Tujuan dari penelitian cross sectional ini adalah menguji korelasi antara moist sebagai mediator pada korelasi UV damage terhadap kadar Porfirin. Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Atas Kalam Kudus II Jakarta dengan total 91 responden. Kadar Porfirin dan moist dinilai dengan skin analyzer pada regio T-zone dan V-zone. Uji korelasi dengan Pearson Correlation. Nilai R2 untuk variabel Porfirin, moist, dan UV damage adalah sebesar 0,655, 0,729, dan 0,143, secara berurutan. Variabel moist memiliki kemampuan prediksi relevansi yang kecil dengan nilai Q2 0,233 dan UV damage didapatkan memiliki kemampuan prediksi yang besar, yaitu 0,604. Dapat disimpulkan, adanya peningkatan kadar Porfirin terhadap pajanan UV, namun pada kulit dengan kadar kelembaban yang rendah akibat pajanan UV, mengalami peningkatan kadar Porfirin yang lebih bermakna.</p> Gilda Gilda, Elizabeth Novia, Hendsun Hendsun, Fendy Wellen, Yohanes Firmansyah, Sukmawati T Tan Copyright (c) 2024 Gilda Gilda, Elizabeth Novia, Hendsun Hendsun, Fendy Wellen, Yohanes Firmansyah, Sukmawati T Tan https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8671 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000 Translasi Kondilus Mandibula sebagai Prediktor Tingkat Kesulitan Visualisasi Tindakan Laringoskopi http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8475 <p>Kegagalan mengelola patensi jalan napas yang disebabkan oleh sulitnya laringoskopi dan intubasi dapat menyebabkan gangguan ventilasi, desaturasi, aritmia, kerusakan otak permanen hingga kematian. Salah satu anatomi yang berperan selama proses laringoskopi adalah sendi temporomandibular. Penilaian ultrasonografi sendi temporomandibular terutama fungsi translasi kondilus mandibula memberikan hasil yang dapat diandalkan. Tujuan penelitian ini adalah membuktikan korelasi antara jarak translasi kondilus mandibula dengan skor Cormack Lehane. Populasi penelitian observasional analitik prospektif ini adalah pasien berumur 18-65 tahun yang menjalani operasi dengan anestesi umum pipa orotrakeal di RSUP Prof IGNG. Ngoerah pada periode Februari 2024 dengan jumlah perhitungan 114 subjek. Kriteria inklusi meliputi pasien usia 18-65 tahun, status fisik ASA I - III dan IMT kurang dari 30 kg/m2. Analisis data menggunakan bantuan SPSS versi 26 yang meliputi analisis korelasi dan perhitungan titik potong jarak translasi kondilus mandibula dengan kurva ROC. Hasil didapatkan korelasi negatif kuat r=0,631 dan nilai p&lt;0,001 dengan titik potong jarak translasi kondilus mandibula dengan skor Cormack-Lehane ≥2b adalah 11,25 mm dengan sensitivitas 94,6%, spesifisitas 95,5%. Simpulan penelitian ini adalah translasi kondilus mandibula yang diukur ultrasonografi berkorelasi negatif kuat terhadap skor Cormack-Lehane sebagai prediktor tingkat kesulitan visualisasi laringoskopi.</p> Tommy M Tanuwijaya, I PP Suarjaya, I MK Sucandra, Tjokorda GA Senapathi, Made Wiryana, I MG Widnyana, I PAS Panji, I P Kurniyanta Copyright (c) 2024 Tommy M Tanuwijaya, I PP Suarjaya, I MK Sucandra, Tjokorda GA Senapathi, Made Wiryana, I MG Widnyana, I PAS Panji, I P Kurniyanta https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8475 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000 Pengaruh Aromaterapi Pala (Myristica fragrans) terhadap Parameter Tidur Orang Dewasa Berdasarkan Elektroensefalografi (EEG) http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8854 <p>Tidur sangat penting bagi kesehatan fisik dan mental. Gangguan tidur banyak dijumpai pada masyarakat masa kini. Penatalaksanaan gangguan tidur dengan obat-obatan memiliki masalah terkait efek samping. Salah satu terapi komplementer yang banyak dilaporkan adalah dengan aromaterapi. Minyak esensial pala (Myristica fragrans) mengandung senyawa aktif yang berpotensi meningkatkan kualitas tidur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas aromaterapi pala dalam menginduksi tidur, dinilai berdasarkan gelombang elektroensefalografi. Parameter yang diukur adalah latensi tidur, durasi tidur stadium I, durasi tidur stadium II, durasi tidur keseluruhan, efisiensi tidur, dan durasi wake after sleep onset. Metode penelitian adalah kuasi-eksperimental dengan desain pre-test dan post-test dilakukan pada delapan subjek penelitian dewasa. Aromaterapi diberikan dengan cara inhalasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji t berpasangan pada tingkat signifikasi 95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan sangat signifikan antara pre-test dan post-test pada parameter latensi tidur, durasi tidur keseluruhan, dan efisiensi tidur (p&lt;0,001). Sebagai kesimpulan, pemberian aromaterapi pala efektif meningkatkan kualitas tidur dengan cara mempersingkat latensi tidur, meningkatkan durasi tidur, dan meningkatkan efisiensi tidur.</p> Dedeh Supantini, Decky Gunawan, Ratnadewi Ratnadewi, Diana Chandrasasmita Copyright (c) 2024 Dedeh Supantini, Decky Gunawan, Ratnadewi Ratnadewi, Diana Chandrasasmita https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8854 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000 Pengaruh Kompres Jahe Putih (Zingiber officinale var. amarum) dan Bawang Merah (Allium cepa L. var. aggregatum) terhadap Nyeri Sendi Non Trauma http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8127 <p>Nyeri sebagai keluhan khas radang sendi menjadi masalah lansia sehingga menghambat aktivitas, dan gejalanya semakin memburuk seiring bertambahnya usia, penanganannya memerlukan waktu lama sehingga disarankan menggunakan terapi alami memanfaatkan aneka tumbuhan. Tanaman jahe (Zingiber officinale var. amarum) dan bawang merah (Allium cepa L. var. aggregatum) mengandung zat alami yang menghasilkan sensasi hangat dan efek anti nyeri. Beberapa penelitian terdahulu memisahkan penggunaan tanaman jahe dan bawang merah dalam mengontrol nyeri sehingga penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh terapi kompres jahe yang dicampurkan dengan bawang merah terhadap nyeri sendi non trauma. Metode penelitian pra eksperimental dengan rancangan one group pre-post test tanpa kelompok kontrol dengan jumlah sampel 22 orang lanjut usia. Komposisi bahan kompres berupa jahe mentah 100gr dan bawang merah 10gr yang dihaluskan. Hasil uji non parametric wilcoxon didapatkan perubahan skala nyeri sendi (p = 0,00) dengan rentang nyeri skala 5-9 (nyeri sedang-nyeri berat) menjadi skala 0-4 (tidak nyeri-nyeri ringan). Secara spesifik juga didapatkan gambaran sensasi hangat mulai dirasakan pada menit ke-5 setelah bahan kompres dibalurkan pada area nyeri, semakin hangat pada menit ke-10 dan mulai berkurang pada menit ke-20 (p=0,00). Kesimpulan penelitian bahwa terapi kompres dan bawang merah berpengaruh positif pada nyeri sendi non trauma.</p> Muhammad Syahwal, Aluddin Aluddin Copyright (c) 2024 Muhammad Syahwal, Aluddin Aluddin https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8127 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000 Peran Probiotik terhadap Perbaikan Gejala Motorik pada Pasien dengan Penyakit Parkinson: Sebuah Meta-Analisis http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8805 <p>Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif paling sering diderita kedua setelah penyakit Alzheimer, yang ditandai dengan adanya bradikinesia, tremor saat istirahat, dan rigiditas. Penanda utama dari penyakit Parkinson adalah patologi α-synuclein yang disebut dengan Lewy Body. Beberapa penelitian terbaru menunjukkan peran gut dysbiosis menjadi salah satu faktor dalam patofisiologi penyakit Parkinson. Beberapa penelitan sebelumnya menunjukkan efektivitas probiotik terhadap perbaikan klinis penyakit Parkinson. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis peran probiotik terhadap gejala motorik pasien dengan penyakit Parkinson. Metode penelitian ini adalah dengan melakukan pencarian studi melalui berbagai database seperti Pubmed, Scopus, Cochrane, dan ProQuest. Studi yang didapatkan kemudian dilakukan skrining, penilaian kualitas studi, dan analisis kuantitatif. Hasil penelitian ini didapatkan total 5 studi yang melibatkan 339 pasien dengan penyakit Parkinson. Meta-analisis penelitian ini menunjukkan penurunan skor Unified Parkinson’s Disease Rating Scale Part III (UPDRS-III) secara signifikan (standardized mean difference: -0,25; interval kepercayaan 95%, -0,44 hingga -0,06) pada pasien dengan penyakit Parkinson setelah pemberian probiotik. Penelitian ini menunjukkan bahwa probiotik dapat memperbaiki gejala motorik secara signifikan pada pasien dengan penyakit Parkinson yang diukur dengan skala UPDRS-III, serta relatif aman dan dapat ditoleransi dengan baik.</p> Ferdinand Erwin, Meryana Meryana, Nita Kurniawati, Desy Kartikasari, Paulus A Supit Copyright (c) 2024 Ferdinand Erwin, Meryana Meryana, Nita Kurniawati, Desy Kartikasari, Paulus A Supit https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8805 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000 Studi Kasus: Pilihan Modalitas Radiologis dalam Mendiagnosis Kasus Duplikasi Sistem Pieloureter http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/7714 <p>Duplikasi sistem pieloureter/duplicating collecting system merupakan salah satu kelainan kongenital pada traktus urinarius yang biasanya ditemukan secara insidental. Pemeriksaan foto polos abdomen-intravenous pyelografi (FPA-IVP) dapat memberikan gambaran anatomi yang jelas, Ultra Sono-Graphy (USG) dapat membantu memeriksa ginjal dan kantung kemih dengan baik, Computed Tomography (CT) Urografi dan Magnetic Resonance (MR) Urografi merupakan modalitas pilihan untuk mengevaluasi kelainan traktus urinarius karena dapat menggambarkan detail anatomi dengan baik. Penulisan kasus ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan pemanfaatan modalitas pemeriksaan yang tepat dalam mendeteksi kelainan kongenital terutama pada kasus traktus urinarius. Dilaporkan 2 pasien dengan pemeriksaan CT scan abdomen, dengan gambaran hidronefrosis dengan duplikasi pelvic calyceal system (PCS) dan bifid ureter pada kedua pasien, dimana insersi ureter distal pasien pertama pada vesika urinaria (VU) sedangkan pada pasien kedua insersi pada vagina. Gambaran khas pada duplicating collecting system meliputi fusi inkomplit dari upper dan lower moiety dengan variasi ureter seperti penyatuan duplikasi ureter sebelum masuk ke vesika urinaria, ureterokel maupun ektopik ureter yang menyebabkan terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) berulang, refluks vesikoureter, hidronefrosis, hingga gangguan tumbuh kembang. Perawatan yang cepat dan tepat dapat mencegah komplikasi. Sebagai pilihan modalitas terbaik, CT/MR urografi mampu mendeteksi kelainan bawaan dan memberikan detail anatomi saluran kemih yang baik.</p> Estherolita Dewi, Titik Yuliastuti, Maya N Widyasari Copyright (c) 2024 Estherolita Dewi, Titik Yuliastuti, Maya N Widyasari https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/7714 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000 Case Study: Optimizing Skin Regeneration After Aesthetic Procedures with Dermocosmetic Skin-Healing Care http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8269 <p>The use of ecobiology-based dermocosmetics containing Antalgicine™ can expedite the optimization of skin regeneration post-aesthetic procedures. The aim of this case study assess the clinical benefit of Antalgicine™ post-aesthetic procedures. Six patients were recruited into this case study which utilizes subjective and objective measurements. Antalgicine™ was applied using a split-face study method. Subjective evaluation is graded by patients using a 1-5 Likert scale, along with objective evaluation, was performed by a blinded dermatologist. Results showed an objective reduction in post-aesthetic procedure on day 7, namely 40% for microneedling, 32% for fractional radiofrequency, and 29% for picosecond laser, as well as subjective reductions in every post-aesthetic procedure sensation, specifically pain, pruritus, tightness, and burning sensation at 67%, 75%, 67%, 33% for microneedling, 71%, 67%, 67%, 50% for fractional radiofrequency, and 67%, 75%, 78%, 60% for picosecond laser, respectively. As a conclusion, Antalgicine™ can reduce post-aesthetic procedure effects for optimizing skin regeneration.</p> Stanley Setiawan, Hari Darmawan, Samuel S Putranto, Angela M Linata, Stephanie Salim, Shelly Nobel Copyright (c) 2024 Stanley Setiawan, Hari Darmawan, Samuel S Putranto, Angela M Linata, Stephanie Salim, Shelly Nobel https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://114.7.153.31/index.php/jmh/article/view/8269 Sat, 31 Aug 2024 00:00:00 +0000