Hubungan Antara Perilaku Makan dan Tingkat Stres Pada Mahasiswa Kedokteran Tingkat Akhir Universitas Kristen Maranatha
Authors
Hans Anthony Antan Djaya
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung
Grace Puspasari
Bagian Biokimia, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung
Decky Gunawan
Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha Bandung
Abstract
Mahasiswa kedokteran terutama mahasiswa tingkat akhir sangat rentan mengalami stres akibat tuntutan akademik yang tinggi, kurangnya waktu istirahat, tingginya ekspektasi orang tua dan kewajiban menyelesaikan skripsi. Stres selain berdampak pada kesehatan mental jangka pendek, juga memengaruhi perkembangan mekanisme koping individu. Mekanisme koping seperti perilaku makan emosional dapat menyebabkan perubahan perilaku makan. Penelitian observasional analitik dengan pendekatan potong lintang ini melibatkan 67 mahasiswa kedokteran tingkat akhir Universitas Kristen Maranatha tahun ajaran 2023/2024. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Adult Eating Behaviour Questionnaire (AEBQ) termodifikasi dan Depression Anxiety Stress Scales-42 (DASS-42) dan dianalisis secara statistik menggunakan uji Chi-Square, sehingga didapatkan bahwa lebih dari separuh subjek (52,2%) mengalami stres. Analisis perilaku makan emosional menunjukkan bahwa sebagian besar subjek (74,6%) menunjukkan kecenderungan perilaku mendekati makanan (food approach) dan hanya 25,4% yang mempunyai perilaku menjauhi makan (food avoidance). Uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara perilaku makan emosional dan stres (p= 0,007; OR= 5,303). Kesimpulannya, perilaku makan emosional berhubungan secara signifikan dengan stres pada mahasiswa kedokteran tingkat akhir.
Kata Kunci: Perilaku Makan Emosional; Stres; Mahasiswa Kedokteran Tingkat Akhir