Perbandingan Konsep Diri Anak Pendeta dan Anak Jemaat Gereja

Isi Artikel Utama

Princen Princen
Mutiara Ezrani

Abstrak

Anak pendeta hidup dalam konteks keluarga yang kompleks dan unik. Mereka mendapatkan ekspektasi yang berbeda dari masyarakat dibandingkan dengan anak jemaat gereja lainnya yang mengakibatkan banyaknya tekanan untuk anak pendeta. Anak pendeta are mendapat tekanan sosial untuk berperilaku seperti apa yang diajarkan orang tuanya di gereja. Kesalahan dan kegagalan mereka mereka akan dianggap sebagai kesalahan dan kegagalan orangtuanya dalam mendidik anak, dan hal ini juga membuat mereka mendapatkan tekanan dari keluarga mereka sendiri. Semua hal tersebut dapat membuat anak pendeta berperilaku sebaliknya dari apa yang diekspektasi karena tidak tahan terhadap ekspektasi tersebut dan akhirnya membuat mereka memiliki konsep diri yang negatif. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran diri anak pendeta dan membandingkannya dengan anak jemaat gereja berusia dewasa di Indonesia. Data dikumpulkan menggunakan Tennessee Self Concept Scale (TSCS) yang disebar secara daring kepada 235 anak pendeta dan anak jemaat gereja di Indonesia dengan rentang usia 18-40 years old. Data yang telah dikumpulkan diuji dengan Student’s T-test dan hasil uji beda menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada konsep diri anak pendeta dan anak jemaat gereja (t = 0,391; p > 0,05).
Kata kunci: konsep diri; anak pendeta; anak jemaat gereja

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Princen, P., & Ezrani, M. (2021). Perbandingan Konsep Diri Anak Pendeta dan Anak Jemaat Gereja. Humanitas (Jurnal Psikologi), 5(2), 133–148. https://doi.org/10.28932/humanitas.v5i2.3531
Bagian
Articles