Hubungan antara Self-Control dan Toxic Disinhibition Online Effect pada Mahasiswa yang Menggunakan Sosial Media

Isi Artikel Utama

Ruli Gustian Nugraha
Kristin Rahmani
Heliany Kiswantomo
Dinta Nurannisa Aliifah
Alryami Rahma Pusti

Abstrak

Kemunculan internet dalam era saat ini telah mengubah paradigma mahasiswa dalam berinteraksi, belajar, dan bahkan mengoordinasikan tindakan kolektif. Internet memberikan kemudahan dalam pertukaran ide dan informasi, serta memfasilitasi komunikasi yang cepat, mudah, dan dapat diakses oleh berbagai kalangan. Bentuk-bentuk baru interaksi sosial melalui internet telah memberi beragam pengayaan dalam kehidupan personal dan sosial masyarakat secara luas. Namun, meskipun internet memberikan potensi konstruktif yang besar, juga ada sisi lain yang perlu diperhatikan. Internet memiliki potensi untuk memperkuat perilaku komunikasi yang tidak tepat, kurang pantas, atau bahkan bebas hambatan, yang sering disebut sebagai "toxic disinhibition online effect" (Suler, 2004; Lapidot-lefler & Barak, 2012). Mahasiswa, saat berinteraksi dalam media sosial yang terhubung dengan internet, dapat menunjukkan tanda-tanda kegagalan dalam pengendalian diri, di mana kurangnya pemahaman terhadap sinyal sosial yang relevan dan pengabaian terhadap aturan serta hambatan dalam interaksi online menjadi faktor utama dalam munculnya efek ini. Temuan ini diperkuat oleh penelitian Joinson (2004) yang mengungkap perbedaan perilaku individu dalam dunia online dan offline, bahkan dalam situasi yang serupa. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjelajahi hubungan antara tingkat self-control dan efek "toxic disinhibition online" pada mahasiswa yang aktif menggunakan media sosial. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala Toxic disinhibition online effect dan skala Self-control. Hasil penelitian melibatkan 154 responden mahasiswa, dengan mayoritas (86%) di antaranya adalah perempuan. Sebanyak 50,6% dari responden memiliki tingkat self-control yang tinggi. Namun, hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara self-control dan efek "toxic disinhibition online" (p = 0,604, r = -0,042), dengan nilai signifikansi melebihi tingkat kepercayaan 95%. Dalam kesimpulan, penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara self-control dan efek "toxic disinhibition online" pada mahasiswa yang menggunakan media sosial. Temuan ini memberikan wawasan tambahan tentang perilaku online mahasiswa dan implikasinya terhadap pengendalian diri dalam konteks digital. Semua temuan ini berkontribusi dalam pemahaman peran internet dalam perkembangan perilaku sosial dan individu di era digital.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Nugraha, R. G., Rahmani, K., Kiswantomo, H., Aliifah, D. N., & Pusti, A. R. (2023). Hubungan antara Self-Control dan Toxic Disinhibition Online Effect pada Mahasiswa yang Menggunakan Sosial Media. Humanitas (Jurnal Psikologi), 7(2), 259–272. https://doi.org/10.28932/humanitas.v7i2.5661
Bagian
Articles

Referensi

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia. (2016). Survey Pengguna Internet Indonesia. Jakarta: APJII.

Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baron, Robert A., & Branscombe, Nyla R. (2012). Social Psychology – Thirteenth Edition. USA: Pearson Education, Inc.

Baumeister, Vohs, & Tice. (2007). The Strength Model of Self-control. Psychological Science. SAGE Publications.

Berzonsky. (1986). Moral Development Child Development. USA: The MacMillan Psychology Reference Series.

Bhandari, P. (2021, 7 Juli). Pengantar Penelitian Korelasi. Juru Tulis.

Brooks, M. (2009). The Online Disinhibition Effect and Its Impact on E-Learning Environment. Library Faculty Research Paper 9.

Burns, R. B. (1993). Konsep Diri: Teori Pengukuran, Perkembangan, dan Perilaku. Jakarta: Arcan.

Chaplin, J.P. (1995). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Edwina, I. P., & Handayani, V. (2014). Pengantar Psikologi Perkembangan. Bandung: Maranatha University Press.

Farel, Vella, & Mira (2023). Pengaruh Konrtol Diri terhadap Perilaku Disinhibition Online Effect di Komunitas Remaja Gereja Santo Nikodemus Ciputat. Jurnal Psikologi, Filsafat dan Saintek. Vol. 2 No. 2, 106-113.

Fisher, B. A. (1986). Teori-teori Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Gackenbach, J. (2007). Psychology, and The Internet: Interpersonal, Interpersonal and Transpersonal Implications. San Diego: Academic Press.

Hardy, M. & Heyes, S. (1998). Pengantar Psikologi. Jakarta: Erlangga.

We Are Social and Hootsuite. (2017). Digital in 2017 Global Overview. New York: We Are Social Ltd.

Joinson, A. N. (2001). Self-Disclosure in Computer-Mediated Communication: The Role of Self-Awareness and Visual Anonymity. European Journal of Social Psychology, 31, 177-192.

Johnson, S. (2003). Emergence: The Connected Lives of Ant, Cities, and Software. New York: Simon & Schuster.

Lapidot, L., & Barak, A. (2012). Effect of Anonymity, Invisibility, and Lack of Eye-contact on Toxic Online Disinhibition. Computers in Human Behavior, 28, 434-443. The University of Haifa.

Myers, G.E., & Myers, M.T. (1992). The Dynamic of Human Communication: A Laboratory Approach. Sixth edition. New York: McGraw-Hill, Inc.

Rakhmat, J. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Santrock, J.W. (2012). Life-span Development. 13th Edition. University of Texas, Dallas: McGraw-Hill.

Straus, N. (1997). The Fourth Blow to Narcissism and The Internet. Literature and Psychology, 43, 96-109.

Suler, J. (2004). The Online Disinhibition Effect. Cyberpsychology & Behavior, 7(3), Mary Ann Liebert Inc.

Tuhumena, H.A.B. (2006). Upaya Membentuk Konsep Diri yang Positif dalam Rangka Menurunkan Kecenderungan Berperilaku Agresif Pada Remaja. Jurnal Psikologi, 17(1).