Peran Religious Coping terhadap Emotional Well-Bieng pada Komunitas Dewasa Awal di Gereja "X" Semarang

Isi Artikel Utama

Claudia Margaretha
Yuspendi Yuspendi
Maria Yuni Megarini Cahyono

Abstrak

Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui strategi religious coping yang berpusat pada pencipta- Nya yang dalam mempengaruhi emotional well-being pada kelompok dewasa awal usia 18 tahun 45 tahun. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimental dengan mengumpulkan melalui pemberian kuesioner religious coping dan emotional well-being (EWB). Data yang diperoleh akan diolah dengan menggunakan uji statistik regresi berganda terhadap 68 orang. Hasil penelitian menunjukkan adanya peran yang signifikan dari religious coping terhadap emotional well-being. Kontribusi simultan yang signifikan dari positive R-Coping dan negative R-coping terhadap EWB. Hasil analisis jalur diketahui keduanya berperan signfikan baik positive R-coping maupun negative R-coping terhadap EWB. Berdasarkan uji regresi secara simultan positive R-coping dan negative R-coping terhadap positive feelings dan negative feelings diketahui bahwa adanya peran signfikan terhadap positive feelings, namun tidak berperan signifikan terhadap negative feelings. Hal ini berarti religious coping akan berperan signifikan pada EWB dan bila hanya pada satu perasaannya saja maka akan berperan pada positive feelings daripada negative feelings. Saran yang dapat diberikan bahwa kelompok dewasa awal untuk menggunakan religious coping dalam mengembangkan keseimbangan perasaan positif dan negatif (feelings balance) saat berinteraksi di lingkungan.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Margaretha, C., Yuspendi, Y., & Cahyono, M. Y. M. (2024). Peran Religious Coping terhadap Emotional Well-Bieng pada Komunitas Dewasa Awal di Gereja "X" Semarang. Humanitas (Jurnal Psikologi), 8(2), 255–265. https://doi.org/10.28932/humanitas.v8i2.8802
Bagian
Articles

Referensi

Astuti, J. T., & Suyanto. (2020). Implikasi Manajemen Keperawatan dalam Penanganan Pasien Corona Virus Disease-19 (COVID-19): Literatur Review. Medica Hospitalia, 7 (1A), 288-297

Compton, W. C & Hoffman, E. (2013). Positive Psychology: The Science of Happiness and Flourishing, Second Edition. USA: Wadsworth

Dancey, C.P., & Reidy, J (2011). Statistic Without Maths for Psychology fifth Edition. London: Pearson

De Neve, J. E., Diener, E., Tay, L., & Xuereb, C. (2013). The Objective Benefits of Subjective Well-Being in Helliwell, J., Layard, R., & Sachs, J., eds. World Happiness Report 2013. New York: UN Sustainable Development Solutions Network

Diener, E. (2009). Assessing Well-Being: The Collected Works of Ed Diener. Social Indicators Research Series, Vol 39: Springer DOI 10.1007/978-90-481-2354-4

Diener, E., Wirtz, Q., Tov, W., and. Chu Kim-Prieto (2010). New Well-being Measures: Short Scales to Assess Flourishing and Positive and Negative Feelings. 4. Soc Indic Res. 97:143–156. DOI 10.1007/s11205-009-9493-y

Diener, E., & Ryan, K. (2015). Subjective Well-Being: A General Overview. South African Journal of Psychology, 39(4), 391-406

Diener, E., Oishi, S., & Tay, L. (2018). Advances in Subjective Well-Being Research. Nature Human Behavior: Macmillan Publishers Limited. https://doi.org/10.1038/s41562-018-0307-6

Inter-Agency Standing Committee. 2020. Catatan tentang Aspek Kesehatan Jiwa dan Psikososial Wabah COVID-19 versi 1.0. Tersedia: https://www.who.int/

Kushlev, K., Drummond, D.M., & Diener, E. (2019). Subjective Well-Being and Health Behaviors in 2.5 Million Americans. Applied Psychology: Health and Well-Being (1-22). DOI: 10.1111/aphw.12178

Larasati, N & Kurniawan, I. N. (2017). Hubungan antara Positive religious coping dan Subjective

Well-Being pada Pensiunan. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/5967

Lucchetti, G., et al. (2020). Spirituality, Religiosity, and the Mental Health Consequences of Social Isolation during Covid-19 Pandemic. International Journal of Social Psychiatry. DOI: 10.1177/0020764020970996

Melkonia, L. (2021). What is emotional well-being? 8 ways to improve your mental health. http://betterup.com/blog/what-is-emotional-well-being

Nunes et al. (2016). Relationship between Coping and Subjective Well-Being of Elderly from the Interior of the Brazilian Northeast. Psicologia: Reflexao e Critica, 29: 33 DOI 10.1186/s41155-016-0032-x

Pargament, K. I., Feuille, M., and Burdzy, D. (2011). The Brief RCOPE: Current Psychometric Status of a Short Measure of Religious Coping. Journal Religions, 2, 51-76; doi:10.3390/rel2010051

Pargament, K. I., Smith B. W., Koenig, H. G., & Perez, L. (2013). Patterns of Positive and Negative religious coping with Major Life Stressor. Journal for the Scientific Study of Religion, 37(4), 710-724

Pargament, K. I. (1997). The Psychology of Religion and Coping. USA: Guildford Press

Pargament, K. I., Koenig, H. G., & Perez, L.M. (2000). The Many Methods of Religious coping: Development and Initial Validation of the RCOPE. Journal of Clinical Psychology, 56(4), 519-543

Sanudin, D. C., & Peristianto, S.V. (2021). Dukungan Sosial, Religiusitas, dan Subjective Well-Being pada Perawat selama Pandemi Covid-19. Dalam HIMPSI, Kesehatan Jiwa dan Resolusi Pascapandemi di Indonesia (353-366). https://publikasi.himpsi.or.id/buku-pemikiran-himpsi-seri-5-2021/

Thomas, J., & Barbato, M. (2020). Positive religious coping and Mental Health among Christians and Muslims in Response to the COVID-19 Pandemic. Religions (11),498 https://doi.org/10.3390/rel11100498

Utami, M. S (2012). Religiusitas, Koping Religius dan Kesejahteraan Subjektif. Jurnal Psikologi,39 (1), 46-66

Yuspendi. (2019). Kontribusi Faktor-Faktor Penentu Happiness di Usia Dewasa: Peran Spiritualitas dan Coping dalam Mencapai Happiness. Prosiding Temu Ilmiah Nasional XI IPPI 2019, 740-750