POLA BANGUNAN LEUIT, SAUNG LISUNG, DAN GOAH MASYARAKAT SUNDA KASEPUHAN CIPTAGELAR DALAM PENGELOLAAN PANGAN

Isi Artikel Utama

Afina Nisa Aulia
Gregorius Prasetyo Adhitama

Abstrak

Sebagai masyarakat peladang yang masih menerapkan aturan leluhur, masyarakat Sunda Kasepuhan Ciptagelar memiliki aturan tersendiri terkait pengolahan pangan, dimulai dari menyimpan padi di leuit (lumbung), menumbuk padi di saung lisung, hingga memasak nasi di goah (area masak). Tidak hanya itu, masyarakat ini juga tidak pernah kekurangan pangan, bahkan memiliki persediaan pangan yang cukup hingga beberapa tahun kedepan. Sehingga tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk melihat keterkaitan penggunaan leuit, saung lisung, dan goah dengan keberhasilan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar dalam mengelola pangan, terutama dari sisi pola letak bangunan. Berdasarkan tujuan tersebut, maka penelitian ini termasuk ke dalam penelitian etnografi dengan metode penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi site-plan kampung adat Sunda Kasepuhan Ciptagelar, jarak antar bangunan, serta jumlah bangunan secara keseluruhan.  Setelahnya data dianalisa menggunakan teori Ruang dan Jarak Edward Relph yang menyatakan bahwa jarak tiap bangunan merepresentasikan identitas dan maknanya sendiri yang didasari oleh pemahaman manusia mengenai ruang atau jarak dari lingkungan yang dihuni. Analisa mengenai posisi dan jarak bangunan ini kemudian dikaitkan dengan keberhasilan pengelolaan pangan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar dengan menggunakan metoda analisa interpretatif. Hasil penelitian menemukan bahwa keseluruhan desa Kasepuhan Ciptagelar merupakan area yang luas sehingga terbagi menjadi beberapa klaster bangunan yang saling terpisah dengan jarak yang cukup jauh satu sama lain. Meskipun begitu, dikarenakan ketiga obyek penelitian ini merupakan satu kesatuan yang terintegrasi hingga tidak dapat dipisahkan, maka ketiganya akan selalu ada di tiap klaster yang paling kecil dan terisolir sekalipun. Dengan demikian, tiap klaster memiliki setidaknya satu komplek leuit  tempat menyimpan padi, satu saung lisung tempat menumbuk padi, dan masing-masing rumah memiliki goah tempat memasak beras. Adanya ketiga jenis bangunan ini menjadikan tiap klaster berdaulat dalam hal pangan dimana mereka masing-masing memiliki fasilitas untuk menyimpan padi, menumbuk padi, dan memasak nasi. 

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
Aulia, A. N., & Adhitama, G. P. (2021). POLA BANGUNAN LEUIT, SAUNG LISUNG, DAN GOAH MASYARAKAT SUNDA KASEPUHAN CIPTAGELAR DALAM PENGELOLAAN PANGAN. Serat Rupa Journal of Design, 5(1), 56–80. https://doi.org/10.28932/srjd.v5i1.2986
Bagian
Articles